TAK MENGENAL KATA LELAH, SEBAB MOTIVASINYA HANYA LILLAH
Oleh : Ahmad Sastra
Atas karunia Allah dan tangan dingin Kyai Rodja lah yang telah menjadikan Pesantren Darul Muttaqien berkembang dan maju seperti saat ini. Ketegasan mendidik para santri dan kader, menjadikan beliau sebagai sosok pemimpin yang disegani. Terkhusus kepada kader, kami sangat merasakan betapa bermaknanya pendidikan beliau. Hal ini kami rasakan dikala kami sudah beranjak dewasa dan berkeluarga, dan bahkan telah mengelola lembaga pendidikan juga. Semua pengalaman pendidikan Kyai Rodja kini kami rasakan manfaat positifnya.
Banyak pengalaman yang sangat mengesankan selama membersamai beliau di Darul Muttaqien. Tanpa terasa, 30 tahun sudah berjalan angkatan kami sebagai ashabul muttaqien. Suka dan duka mewarnai perjalanan kami membersamai beliau. Ada satu pengalaman berkesan yang sampai sekarang tidak terlupakan, yakni melakukan sebuah perjalanan jauh dengan jalan kaki di daerah Cikeusik. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1992. Hujan dan panas kami rasakan, masuk dan keluar hutan kami jalani. Disaat rasa lapar datang, kami mampir sejenak di mushola untuk memasak sendiri nasi dan lauk-pauknya.
Meski hanya sejenak untuk mampir sholat dan makan, namun beliau tetap menyempatkan memberikan motivasi dan semangat kepada jamaah perjalanan saat itu. Tidak wajah lelah dalam setiap ucapannya, bahkan makin menyalakan semangat yang terpendam. Peristiwa ini terjadi 30 tahun yang lalu, namun sejak saat itu hingga hari ini di tahun 2022 disaat Darul Muttaqien berusia 34 tahun dan beliau kini berusia 72 tahun, tetaplah seorang Kyai Rodja yang tak pernah memperlihatkan kelelahan dalam tiap langkah perjuangannya untuk umat dan bangsa.
Meski perjalanan saat itu sesungguhnya sangat melelahkan menelusuri jalan di antara hutan-hutan di Cikeusik dan Serang, mungkin karena kami belum paham maksud dan tujuannya, tapi perjalanan itu sangat mengesankan. Peristiwa itu memberikan hikmah besar, bahwa hidup adalah sebuah perjalanan dan perjuangan. Dalam setiap perjalanan manusia tentu saja akan lelah dan harus berhadapan dengan berbagai ujian dan cobaan. Namun tekad yang kuat dan penuh kebahagiaan karena bersyukur, maka perjalanan jauh itu bisa kami nikmati langkah demi langkah. Begitulah hakikat kehidupan setiap manusia dan perjuangannya.
Bagi kami para kader yang telah lama dididik, dan juga tentu saja bagi semua guru dan santri Darul Muttaqien, tentu kita bersepakat bahwa Kyai Rodja adalah sosok pemimpin yang patut menjadi contoh dan teladan, terlepas dari berbagai kelemahan, sebab manusia memang tak ada yang sempurna. Karakter kepemimpinan Kyai Rodja itu sangat kuat : tegas, disiplin, berani ambil resiko, tanggungjawab, amanah, all out tak mengenal lelah dan tentu saja hidup sederhana sebagai ciri khas beliau. Pengalaman organisasi yang panjang dan tempaan lingkungan keluarga telah melahirkan sosok pemimpin yang tangguh. Kyai Rodja merupakan salah satu sosok pemimpin yang tangguh, tidak mudah mengeluh dan sekali lagi tidak pernah memperlihatkan kelelahan. Meskipun pastinya fisik ini memiliki titik kelelahannya sendiri.
Ketika tulisan ini dibuat, beliau sudah beberapa waktu berada di Pesantren Darul Muttaqien Kota Dumai. Dengan langkah ringan, meski fisik tak lagi sesehat saat masih muda, beliau ingin menancapkan prinsip-prinsip nilai perjuangan untuk seluruh guru pejuang yang diamanahi bertugas di Dumai. Beberapa guru telah ditugaskan ke Pesantren Darul Muttaqien Dumai yang memiliki area lebih dari seratus hektar. Semoga para guru yang bertugas di Dumai mewarisi nilai-nilai perjuangan Kyai Rodja yang tak pernah padam. Benar apa yang dikatakan oleh Sokrates, pendidikan itu mengobarkan api, bukan mengisi bejana.
“Usia yang diberikan Allah kepada kita adalah modal hidup yang mesti disyukuri. Kesyukuran seorang hamba akan menjadikan semua aktivitasnya memiliki nilai ibadah di hadapan Allah SWT. Cara seorang muslim mensyukuri nikmat Allah adalah dengan optimasi potensi yang diberikan Allah untuk digunakan sebagai wasilah ibadah. Potensi yang kita miliki sesungguhnya adalah anugerah dari Allah SWT”, nasihat beliau satu saat di depan para guru Darul Muttaqien.
Beliau melanjutkan nasihatnya pada acara Pembukaan Pendaftaran Santri Baru 2022-2023, 01/10/21 : 06.30 WIB, “Setiap pribadi, tentu saja ada kekurangan, karena itu harus ada kerja kolektif, agar mampu saling melengkapi dan memperkuat. Kerja kolektif akan lebih efektif dalam mencari solusi atas kompleksitas penyelenggaraan pendidikan di pesantren kita ini. Sebab hakikat pendidikan hari ini adalah upaya sadar untuk menyiapkan generasi yang mampu menjawab tantangan pada zamannya”.
Upaya sadar untuk mencari solusi atas persoalan pendidikan harus berdasarkan spirit tinggi. Jika persoalan levelnya 10, maka spirit untuk mencari jalan keluar harus mencapai level 100. Tidak mudah memang, sebab dalam hidup tidak selalu bisa bersepakat sebagaimana kita harapkan, bahkan kadang orang hidup di gunung tanpa memiliki uangpun bisa hidup. Nah. Begitulah pula yang akan kita hadapi dalam mengelola lembaga pendidikan.
Karena itu, jangan pernah kehilangan cara untuk mencari solusi atas segala permasalahan yang ada hi hadapan kita. Jangan ada keluhan disaat menghadapi masalah, namun semestinya iman kita mestinya harus semakin naik. Sebab persoalan hidup adalah keniscayaan harus harus disadari, sesadar-sadarnya. Dengan ini, maka teruslah berfikir ke depan, jangan mundur hanya karena ada batu penghalang yang namanya masalah.
Adalah penting menyiapkan sarana pendidikan agar potensi anak didik berkembang secara optimal. Sarana pendidikan harus berstandar baik agar efektif menjadi sarana untuk menggerakkan potensi anak didik. Sarana yang standar harus ditopang oleh manajemen yang standar pula. Termasuk manajemen sarana adalah terjaminnya keamanan sarana. Membuat pos jaga yang dikelola santri adalah salah satu cara untuk keamanan sarana pendidikan.
Tidak hanya mentalitas, namun fisik santri juga harus disehatkan, sebab tidaklah cukup hanya sehat mental saja. Membuka area baru untuk memaksimalkan pendidikan juga menjadi spirit pesantren ini. Sebab ruang hidup santri itu harus luas, sehat, bersih, cukup oksigen dan cahaya matahari. Area Pelabuhan Ratu akan segera dibuka untuk pelayanan pendidikan, semata demi menyiapkan generasi yang lebih baik dari kitab hari ini. Karena itu, pembangunan sarana di Pelabuhan Ratu harus maksimal agar terwujud penyebaran program pendidikan.
Spirit perjuangan ini mahal, sebab tidak akan mampu dibayar oleh seberapapun jumlah materi. Spirit dan gerakan perjuangan dan pengabdian untuk Islam para guru dan santri hanya mampu dibayar oleh Allah SWT. Sekali lagi, sesungguhnya nilai perjuangan, pergerakan dan pengabdian tidak bisa dinilai oleh materi. Nilai mahal ini karena topangan niat, iman dan taqwa dalam setiap pergerakan di pesantren ini.
Pendidikan Islam tidak boleh ada kekerasan, baik fisik maupun verbal. Sebab Rasulullah adalah teladan terbaik dalam pendidikan. Beliau bahkan menyapa muridnya dengan sapaan sahabat, betapa mulianya Rasulullah. Santri putrid juga penting membaca sejarah Waqiatul Jamal untuk membangun spirit dan ketegaran mental. Sifat perempuan memang lemah lembut, namun bukan berarti lemah, sebagaimana keteladanan ketegaran Bunda Siti Aisyah, istri Rasulullah SAW.
Karena itu seni bela diri menjadi salah satu program penting di pesantren ini. Biarpun seni, tapi harus ada isinya, namanya seni beladiri. Sebab seorang pejuang itu, selain kuat pemikiran, juga harus kuat fisiknya. Berikan ruang luas untuk santri : dari santri, oleh santri dan untuk santri. Dengan harapan para santri menjadi orang sukses dalam menempati posisi di pesantren raya, yakni masyarakat. Kita harus betul-betul memperhatikan hal ini.
Karena itu, sebagai guru, jangan sampai melakukan perilaku yang salah, sebab akan ditiru oleh anak didik kita. Setelah menjadi alumni, maka para kader pesantren ini harus disebar ke berbagai lembaga mitra pesantren.
Terakhir, ayo bangkit, bangkit dan bangkit, sebab hidup ini hanya sebentar. Apalah besuk yang akan terjadi, wallahu a’lam. Tidak ada yang sempurna diantara kita, yang sempurna hanyalah Allah. Diantara kita hanya bisa saling memperkuat, melengkapi, menyemangati. Karena itu, setiap ungkapan cita-cita harus dicatat dan direkam, agar bisa dibaca oleh generasi setelah kita. Semoga kita mulia dalam pandangan Allah dan mati kita mati syahid. ‘isy karima au mut syahid, hidup mulia atau mati syahid.
Begitulah salah satu nasihat beliau kepada semua guru Darul Muttaqien. Rentetan nasihat ini menunjukkan bahwa beliau tidak mengenal kata lelah dalam menapaki jalan perjuangan, meski usia tak muda lagi. Agar tidak merasa lelah, beliau selalu berpesan agar beramal karena Allah, bukan karena manusia. Jika karena Allah, maka akan berujung kebahagiaan, namun jika karena manusia pasti akan berujung lelah dan kecewa.
Terlalu banyak tulisan untuk bisa menggambarkan semangat dan spirit Kyai Rodja dalam menjalankan semua amanah perjuangan Islam. Sebab selain beliau sebagai pimpinan pesantren Darul Muttaqien Bogor, beliau juga adalah sosok yang sangat dibutuhkan umat Islam. Maka, banyak amanah yang diembannya selain sebagai pimpinan pesantren, diantaranya di MUI, FKUB, Darunnajah hingga peran di masyarakat lingkar pesantren. Sosoknya memang tidak mungkin tergantikan oleh siapapun, namun siapapun bisa mengambil spirit perjuangannya untuk kita warisi.
‘Ala kulli hal, bersyukurlah kita memiliki orang tua dan pimpinan pesantren seperti beliau. Kita tidak sedang membimcangkan tentang kesempurnaan, namun kita sedang membincangkan sebuah peran optimal dalam perjuangan di pesantren ini. kehadiran beliau laksana oase dalam kelelahan dan kejenuhan perjuangan. Beliau tidak pernah merasa bosan dalam berjuang. Beliau tidak juga pernah merasa buntu dalam menghadapi masalah, bahkan hidup harus menghadapi masalah, tuturnya.
Kini di usia yang ke 72 tahun, meski tak bisa dipungkiri gurat masa tua terlihat, namun tertutupi oleh spirit jiwanya untuk terus mengabdi kepada Allah melalui dunia kepesantrenan. Mari kita mendoakan dalam setiap saat, berharap semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan badan, keberkahan usia, limpahan rejeki, kebahagiaan keluarga dan tetap bersabar membersamai para guru di Darul Muttaqien dan umat Islam pada umumnya.
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan beragama, kesehatan badan, limpahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datangnya maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut. Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, berikanlah kami keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat hisab.
Akhirnya, selamat hari jadi ke 72 tahun untuk orang tua kita KH Mad Rodja Sukarta pada hari ini 27 Juli 2022. Semoga Allah selalu melindungi beliau dan keluarga dan kita selalu menjadi orang-orang yang bisa berguru kepada beliau dalam semangat dan kesungguhan berjuang. Semoga Allah menjaga dan melindungi Pesantren Darul Muttaqien, seluruh guru dan juga seluruh santri. Amiin ya Rabbal ‘alamin.
(Kota Hujan, 27 Juli 2022)
Tinggalkan Komentar