Bogor, 9 Agustus 2025 – Pagi yang cerah di Lapangan depan Gedung Hafsah menjadi saksi berkumpulnya seluruh santri Pesantren Darul Muttaqien Bogor bersama orang tua, dewan guru, pimpinan, serta ketua yayasan. Mereka menghadiri upacara PORSEKA ke-37 (Pekan Olahraga Seni dan Pramuka)
Bertindak sebagai pembina upacara, Ananda Zhafira Azizah santri kelas 6 TMI menyampaikan pidato penuh semangat yang menggugah kesadaran seluruh hadirin. Ia menegaskan bahwa perjalanan panjang pesantren bukan hanya sebatas pendidikan agama, melainkan perjuangan membangun peradaban. “Pesantren bukan hanya lembaga keagamaan, tetapi agen perubahan sosial yang nyata. Visi pesantren ini tidak akan pernah berhenti, sampai bumi ini berhenti berputar,” ujarnya lantang.
Ia menegaskan bahwa santri adalah garda terdepan perjuangan Islam. “Santri adalah para pejuang. Mereka dididik untuk tidak hanya sukses secara pribadi, tetapi juga bermanfaat bagi umat. Dimanapun berpijak, dalam profesi apapun, seorang santri wajib menjunjung tinggi agamanya,” pesannya, yang disambut takbir bergemuruh dari para santri.
Pidato tersebut juga dipenuhi teladan sejarah, mulai dari sahabat muda Rasulullah yang berani berkorban, hingga figur perempuan tangguh seperti Khadijah, Aisyah, dan Sumayyah yang rela berjuang demi mempertahankan akidah. “Tugas kita bukan sekadar makan, tidur, atau bermain. Melainkan berjihad di jalan Allah, meneruskan perjuangan Rasulullah, dengan niat yang kuat dan tekad yang kokoh,” seru Ust. Rangga, menutup pidatonya dengan pekikan “Allahu Akbar!” yang menggema di seluruh lapangan.
Upacara ini sekaligus membuka rangkaian kegiatan PORSEKA ke-37 yang akan menjadi ajang unjuk bakat sekaligus memperkenalkan santri baru tentang beberapa kegiatan yang ada di pesantren seperti olahraga, kesenian dan kepramukaan
Tinggalkan Komentar