Menjadi santri identik dengan mengaji, ceramah (berkhutbah), wirid dan amalan-amalan lainnya. Sehingga banyak ditemukan di tengah-tengah masyarakat yang menjadi Imam dalam sholat, pemimpin tahlil, da’i-dai baik itu muda atau tua pasti mereka berasal dari pesantren.
Senin (18/11), Pesantren Darul Muttaqien laksanakan pembekalan kegiatan IKT (Imamah, Khitobah dan Tahlil) untuk santri TMI kelas 3 dan intensif. Kegiatan ini diadakan agar lulus dari pesantren santri siap untuk terjun ke tengah-tengah masyarakat, karena orientasi menjadi santri adalah menjadi orang yang bermanfaat.
Imamah yang berarti seorang pemimpin atau imam dalam sholat, terutama bagi laki-laki menjadi keharusan untuk bisa menjadi imam. Sebelum menjadi imam dalam sholat perlu adanya persiapan, untuk itu adanya pembekalan ini menjadi sangat penting, karena santri masih dalam tahap proses belajar.
Setelah pengarahan dan pembekalan Imamah Khitobah dan Tahlil dilaksanakan, seluruh santri diberi tugas untuk membuat khutbah jum’at (khusus bagi santri putra) selama 1 pekan. Dan setelah itu santri dilatih melalui tajaddud/ praktek menjadi imam dalam sholat maghrib dan isya’ serta memimpin tahlil. Tajaddud dilaksankan selama 4 hari, dari hari sabtu (23/11) sampai dengan selasa (26/11).
Menjadi santri berarti siap dipimpin dan siap memimpin, maka menjadi imam sholat, memimpin tahlil, serta berkhutbah adalah pendidikan kepemimpinan bagi santri.
Tinggalkan Komentar