Rabu (17/8) pagi, seluruh santri berkumpul di tengah lapangan hijau dalam rangka peringatan hari ulang tahun kemerdekaan republik Indonesia yang ke-77. Pembina upacara menyampaikan bahwa hari ini bukan hanya momentum untuk bernostalgia sejarah bangsa, peringatan ini bertujuan untuk membangkitkan jiwa-jiwa ksatria, jiwa-jiwa pemimpin, jiwa-jiwa pejuang yang anti kebodohan, anti penjajahan yang sudah dicontohkan oleh pahlawan kita terdahulu.
Rama Yudha, santri kelas 6 TMI yang bertugas sebagai Pembina upacara mengungkapkan bahwa generasi muda saat ini mempunyai peran penting terhadap masa depan bangsa kedepan, ia mengatakan “Saat ini kita dihadapkan dengan program kehancuran generasi muda Indonesia, fenomena pemuda yang disibukkan dengan hal-hal yang tak berguna, gaya hidup yang hedonis, berlomba-lomba menjadi kaya, populer dan viral walaupun harus bertingkah bodoh dan narsis, padahal merekalah ujung tombak generasi muda bangsa nantinya”, ungkapnya.
“Jangan hanya meneriakkan kata merdeka tanpa cita-cita yang luhur, jangan hanya menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya tapi kita tidak punya ambisai untuk mensejahterahkan dan memakmurkan bangsa, jangan hanya mengheningkan cipta tapi kita menolak untuk meneladani jiwa pengorbanan dan jiwa perjuangan mereka untuk bangsanya”, tegasnya. Lalu ia menyeru kepada para santri untuk berperan aktif “kita harus ambil peran, santri-santrilah yang harus berkontribusi nyata dalam mewujudkan baldatun toyyibun wa robbun ghafur”.
Dengan lantang Pembina menyeru “Bangunlah wahai para santri!, masa mudamu lebih berharga daripada dihabiskan dengan sia-sia karna hidup ini hanya sekali tidak ada nyawa cadangan, maka berhati-hatilah jangan sampai merugi, luruskan negeri ini, sembuhkan negeri ini dari mereka yang tak tahu diri, melupakan dan mengabaikan jasa para pahlawan, bahkan menginjak harga diri kebangsaan”, serunya saat menyampaikan pidato.
“Jangan pernah takut berjuang, sebab Allah akan selalu bersama kita selama kita mau membela agamaNya, hadapilah gelombang tantangan perjuangan Islam, tetaplah berdiri tegak sekokoh batu karang, ibarat bunga pemuda pejuang adalah mereka yang tetap mekar walaupun ditengah badai.”
Di akhir pidato pembina mengajak agar para santri terus melangkah maju membawa masa depan bangsa dan agama, agar tetap berdiri tegak berjuang lillah tanpa memperdulikan arti kata lelah, tetap maju kerja bangkitkan Indonesia
Tinggalkan Komentar