Tarbiyatul Mu’alimin wal Mu’alimat al-Islamiyah (TMI) merupakan sebuah lembaga pendidikan yang salah satu misinya adalah menyiapkan tenaga pendidik atau da’i untuk siap bertugas menyampaikan ilmu walau satu ayat dalam berdakwah, baik sebagai guru maupun profesi lainnya yang tugasnya bukan sebagai pengajar.
Kegiatan Amaliyah Tadris merupakan sarana penggemblengan santri akhir Tarbiyatul Muallimin Wal Mu’allimat Al-Islamiyah Pesantren Darul Muttaqien. Dan ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban sebagai seorang penuntut ilmu, karena hidup kita ini berkaitan dengan tanggung jawab, punya ilmu pasti nanti akan diminta pertanggungjawaban, punya harta juga akan diminta pertanggungjawaban, dan tanggungjawab adalah amanah. Santri Pesantren Darul Muttaqien merupakan penerus risalah Rasulullah yaitu sebagai tenaga pendidik, dan Pesantren mempunyai kepedulian terhadap santri, seorang santri harus menjadi guru, minimal menjadi guru bagi diri sendiri.
“Jadilah penuntut ilmu kalau tidak maka mengajarlah”. Pesan ini, terus digemakan kepada santri. Menuntut ilmu adalah rutinitas hidup yang tak akan pernah berhenti, kematian adalah titik akhir dimana seseorang lepas dari tugas menuntut ilmu. Hal ini sesuai dengan pesan Rasulullah SAW, “Jadilah penuntut ilmu dari buaian sampai liang lahat”.
‘Amaliyah Tadris menjadi salah satu kegiatan pokok yang harus dituntaskan dengan baik oleh seluruh santri akhir TMI. Untuk itu, kesiapan ilmu, keterampilan, kepercayaan diri dan keberanian menjadi bekal yang benar-benar harus dimiliki. Penguasaan terhadap beragam keilmuan, akan memudahkan dalam praktek mengajar. Karena program Amaliyah Tadris yang menitikberatkan pemberian pengalaman mengajar bagi santri akhir. Mengajar atau mendidik menjadi ‘main goal’ karena dengan mengajar ilmu yang telah dipelajari santri, maka akan semakin dipahami.
Waktu pelaksanaan ‘Amaliyah Tadris dibagi menjadi 2 bentuk kegiatan, yaitu: Pembekalan dan praktek Amaliyah Tadris, sebelum santri kelas 6 praktek Amaliyah Tadris ke kelas-kelas, mereka dibekali oleh guru-guru yang matang dibidangnya, yang dilaksanakan pada Sabtu s/d Senin, 22-24 Januari 2022, mereka dibekali dengan bagaimana metode mengajar yang baik dan benar, sikap dan perilaku sebagai seorang pendidik, bahkan cara mengkritik (Naqd) terhadap kesalahan seorang pendidik juga dibekalkan. Sedangkan praktek Amaliyah Tadris dilakukan dari tanggal 26 Januari 2022 s/d 6 Februari 2022.
Filosofi kegiatan Amaliyah Tadris ini adalah menanam agar supaya generasi setelah kita bisa memetik, dalam proses kegiatan ini masing-masing santri pasti menemukan kesulitan di dalamnya, dalam berjuang sudah sepaket dengan yang namanya kesulitan. Dan hanya seoarang yang bermental juara saja yang akan bisa melewati kesulitan walaupun jalan harus menanjak, karena keberhasilan berada di puncak.
Tinggalkan Komentar