Perpustakaan Nasional Indonesia (PERPUSNAS), adalah gedung perpustakaan dengan fasilitas serba canggih dan koleksi yang lengkap. Tepatnya sejak September 2017 lalu, Presiden Joko Widodo telah meresmikan gedung Perpustakaan Nasional Indonesia yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan No.11 Jakarta Pusat. Tak tanggung-tanggung, gedung yang makan waktu 2 tahun lebih pembangunannya ini digadang-gadang sebagai perpustakaan tertinggi di dunia yang tingginya mencapai 123, 6 meter. Gedung berlantai 24 ini berdiri gagah di depan Monas.
Kunjungan santriwati yang tergabung dalam Komunitas Dywa, Jurnalis Darul Muttaqien dan MC Club, pada Jumat (1/11) ini, dimaksudkan untuk menumbuhkan kecintaan santri pada membaca dan menulis. Rombongan santriwati yang berjumlah 109 orang didampingi oleh Pengurus OPDM bagian Komas, bagian Penerangan dan 6 Guru Pembimbing.
Perpustakaan ini menyediakan ruang baca khusus penyandang disabilitas (orang berkebutuhan khusus), ruang baca dan kreasi anak-anak pra sekolah, ruang baca orang tua, tempat manuskrip kitab kuno, juga ruang baca VVIP (untuk presiden, menteri atau pejabat tinggi saat ingin baca buku).
Kunjungan di Perpusnas terasa sangat singkat, karena waktu telah mereka habiskan untuk membaca buku dengan nyaman di spot-spot baca yang sudah disiapkan, akan tetapi agenda kunjungan di perpusnas harus diakhiri, karena santri harus bertolak untuk mengunjungi stasiun televisi TVRI.
Selama 2 jam lebih santri berada di studio, Bapak. Irham menjelaskan “bahwa TVRI berbeda dengan stasiun tv swasta, karena TVRI merupakan stasiun tv publik, yang artinya tayangan-tayangan yang ada TVRI tidak boleh memihak ke salah satu golongan, tayangan harus mengandung unsur pendidikan”, begitu ungkapnya. Dari pemaparan beliau santri mengerti perbedaan antara stasiun tv swasta dan tv publik. Dari kunjungan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan santri tentang pertelevisian.
Tinggalkan Komentar