Ujian Akhir Tarbiyatul Mu’allimin wal Mu’allimat al-Islamiyah (UAT) merupakan salah satu fase penting dalam sistem pendidikan pesantren, khususnya di jenjang akhir pendidikan TMI. Ujian ini menjadi salah satu momen penentu kelulusan. UAT terdiri dari dua bentuk, yaitu ujian tulis dan ujian lisan, yang keduanya dirancang untuk mengukur tidak hanya penguasaan materi akademik, tetapi juga ketajaman berpikir, kemampuan mengungkapkan pendapat, dan kedewasaan santri dalam memahami ilmu-ilmu yang telah dipelajari.
Ujian lisan untuk santri kelas 6 TMI dilaksanakan selama 4 hari, mulai tanggal 15 hingga 19 April 2025. Ujian ini diikuti oleh seluruh santri akhir TMI dan menjadi bagian penting dari rangkaian penilaian kelulusan. Dalam pelaksanaannya, santri berhadapan langsung, diuji langsung oleh guru
Tujuan utama dari pelaksanaan ujian lisan adalah untuk menilai sejauh mana pemahaman santri secara mendalam terhadap pelajaran, bukan hanya dari sisi hafalan, ujian ini juga melatih santri untuk berpikir sistematis, menjawab pertanyaan secara terstruktur, serta melatih mental santri. Ini menjadi bekal penting bagi santri sebelum mereka terjun langsung ke masyarakat sebagai dai, guru, atau pemimpin.
Menjelang ujian, Santri kelas 6 tampak lebih fokus dan serius dalam mempersiapkan diri. Banyak dari mereka yang terlihat mengulang catatan, berdiskusi kelompok, hingga mengadakan simulasi ujian lisan bersama teman seangkatan. Semangat santri kelas 6 tidak hanya didorong oleh keinginan untuk lulus, tetapi juga karena kesadaran bahwa ini adalah puncak perjuangan intelektual mereka di pesantren.
Salah satu santri kelas 6 TMI, Ahmad Fadlan, membagikan kesannya setelah mengikuti ujian, “Ujian lisan ini memang menegangkan, karena ditanya langsung oleh guru-guru yang sangat teliti. Tapi justru di situ saya merasa tertantang untuk menampilkan kemampuan terbaik.” Ia menambahkan bahwa proses ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan dan memperkuat rasa percaya dirinya.
Materi yang diujikan dalam ujian lisan mencakup pelajaran dari kelas 1 hingga kelas 6 TMI, baik pelajaran diniyah seperti Tauhid, Fiqih, Tafsir, Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Sejarah, dan lainnya. Rentang waktu materi yang luas ini menuntut santri untuk tidak hanya mengingat, tetapi juga memahami pelajaran dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan pesantren yang menekankan kedalaman ilmu dan kesinambungan pemahaman.
Ujian lisan UAT bukan hanya ajang evaluasi, tetapi juga bagian dari pembentukan karakter santri. Dengan ujian ini, diharapkan santri mampu menjadi pribadi yang tangguh, cerdas, serta siap menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.
Tinggalkan Komentar